Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Berikut Batas Konsumsi Gula Per Hari, Menurut Kemenkes RI

Kadar gulamu berapa?

Ketika membicarakan pola makan dan kesehatan, peran gula dalam sumber energi menjadi salah satu perhatian utama. Gula adalah komponen karbohidrat yang memberikan rasa manis pada makanan dan minuman. Tapi di samping itu, gula dapat memberi dampak buruk yang signifikan terhadap kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Kita saat ini dihadapkan pada beragam pilihan makanan yang mengandung gula, baik secara alami maupun ditambahkan. Sehingga penting bagi kita untuk memahami batas optimal konsumsi gula yang dianjurkan oleh ahli gizi dan organisasi kesehatan.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Apa itu gula?

ilustrasi permen karet (unsplash.com/marvelous)

Gula merupakan salah satu bentuk dari karbohidrat sederhana. Semua variasi karbohidrat dipecah oleh tubuh menjadi bentuk gula.

Terdapat beragam variasi dalam struktur molekul yang ada dalam jenis-jenis gula. Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari gula, yang terdiri dari satu molekul gula. Contohnya termasuk:

  1. Glukosa
  2. Galaktosa, yang ditemukan dalam produk susu
  3. Fruktosa, jenis gula umum yang ditemukan dalam buah-buahan

Di sisi lain, terdapat disakarida atau polisakarida, yang terdiri dari dua molekul gula atau lebih. Contoh-contohnya adalah:

  1. Sukrosa, bentuk gula meja yang umum
  2. Laktosa, gula yang terdapat dalam susu dan produk susu
  3. Pati


Proses penguraian karbohidrat dalam tubuh menghasilkan glukosa, yang berperan sebagai sumber energi dalam peredaran darah.

Beberapa jenis gula, seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa, hadir secara alami dalam makanan dan minuman. Namun, terdapat istilah gula tambahan yang mengacu pada gula yang tidak muncul secara alami dalam makanan, seperti gula yang ditambahkan dalam produk makanan yang telah diolah.

Lebih lanjut, makanan atau minuman juga mungkin mengandung gula yang telah diproses, seperti contohnya sirup jagung tinggi fruktosa.

Kemenkes RI beri rekomendasi batasan konsumsi gula per hari

ilustrasi es krim (freepik.com/racool_studio)

Dr. Maxi Rein Rondonuwu dari Kemenkes mengingatkan tentang risiko konsumsi gula berlebih yang bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes. Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat, termasuk diabetes, gagal ginjal kronis, dan stroke. Ini memberi beban pada pembiayaan kesehatan.

Data Kemenkes menunjukkan banyak masyarakat mengonsumsi Gula Garam Lemak (GGL) melebihi batas. Konsumsi minuman manis juga tinggi. Anak muda juga mengalami peningkatan berat badan berlebih dan obesitas. Pemerintah mengambil tindakan, termasuk regulasi dan kebijakan cukai, untuk mengendalikan konsumsi GGL.

Dr. Maxi menekankan pentingnya menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Informasi lebih lanjut bisa didapat dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik adalah Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

Baca Juga: Resep Bekal untuk Anak TK yang Praktis dan Anti-Bosan!

Kadar gula yang dibutuhkan oleh tubuh

ilustrasi coklat (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Melansir dari healthline, beberapa individu dapat mengonsumsi jumlah gula yang signifikan tanpa efek berbahaya. Sementara yang lain perlu membatasi asupannya dengan ketat.

Menurut panduan dari American Heart Association (AHA), batasan harian untuk konsumsi gula tambahan adalah sebagai berikut:

Sebagai perbandingan, satu kaleng minuman soda ukuran 12 ons (355 mL) mengandung sekitar 140 kalori dari gula. Sementara sebuah Snickers ukuran standar mengandung sekitar 120 kalori dari gula.

Pedoman diet di Amerika Serikat juga menyarankan agar jumlah asupan gula tidak melebihi 10% dari total kalori harian. Bagi individu yang mengonsumsi sekitar 2.000 kalori per hari, ini setara dengan sekitar 50 gram gula, atau sekitar 12,5 sendok teh.

Ini dia perbedaan antara gula alami dan gula tambahan

ilustrasi coklat pop (pixabay.com/Hans)

Banyak orang sering bertanya mengenai perbedaan mendasar antara gula tambahan dan gula alami. Jawabannya cukup sederhana. Gula alami terbentuk secara alami di dalam buah dan sayuran, sehingga memiliki sifat yang aman dan berkontribusi pada asupan kalori yang seimbang.

Lebih jauh lagi, gula alami ini umumnya mengandung sejumlah antioksidan dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, perbedaan yang signifikan muncul ketika membahas gula tambahan.

Gula tambahan digunakan selama proses pengolahan atau produksi makanan, dan akibatnya, sering kali kehilangan profil nutrisinya yang asli. Konsumsi makanan yang mengandung gula tambahan tidak memberikan manfaat nutrisi yang berarti, karena fokus utamanya hanya pada penambahan kalori tambahan. Dengan kata lain, mengonsumsi gula tambahan tidak memberikan dampak positif pada asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Baca Juga: 6 Resep Menu Makanan Pencegah Stunting pada Anak

Di era modern yang penuh dengan pilihan makanan dan minuman manis, pemahaman akan batas konsumsi gula per hari menjadi semakin penting bagi kesehatan kita. Menerapkan kesadaran tentang perbedaan antara gula alami dan gula tambahan dalam pola makan sehari-hari dapat membantu kita mengambil keputusan yang lebih bijak terkait asupan gula.

Dengan mematuhi panduan yang telah ditetapkan oleh ahli gizi dan lembaga kesehatan, kita dapat menghindari efek negatif yang mungkin timbul akibat konsumsi gula berlebihan, seperti risiko penyakit kronis dan masalah kesehatan lainnya.

Dalam perjalanan menuju gaya hidup sehat, mengendalikan dan membatasi konsumsi gula tambahan adalah langkah penting yang dapat kita ambil untuk menjaga kesejahteraan tubuh dan menggapai kehidupan yang lebih seimbang secara nutrisi.

Baca Juga: ​5 Manfaat Gula Stevia, Bisa Jadi Pengganti Gula Biasa

Bagikan: