6 Perbedaan Daging Sapi dan Kambing
Jangan sampai keliru saat membelinya, ya
Memahami perbedaan daging sapi dan daging kambing sangat penting, terutama saat mengolah hidangan khasnya, seperti tongseng atau sate. Meskipun keduanya adalah daging merah, ada beberapa aspek yang membedakan daging sapi dan kambing.
Di Indonesia, daging sapi dan kambing sering kali diidentikkan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha, di mana umat Islam melakukan penyembelihan hewan kurban. Pada momen ini, daging kurban dibagikan kepada masyarakat, sering kali tanpa diketahui jenisnya, sehingga menyulitkan beberapa orang untuk membedakan antara daging sapi dan daging kambing.
Ada beberapa cara mudah untuk mengetahui perbedaan daging sapi dan kambing, mulai dari perbedaan warna, tekstur, aroma, lemak, rasa sampai nutrisi di dalamnya. Berikut penjelasannya.
1. Perbedaan Warna
Perbedaan daging sapi dan kambing yang pertama adalah dari warnanya. Daging sapi umumnya menampilkan warna merah pucat ketika segar. Lalu, warnanya akan berubah menjadi coklat gelap ketika terpapar udara atau dibiarkan di suhu ruang untuk waktu yang lama. Perubahan warna ini disebabkan oleh oksidasi mioglobin dalam daging.
Di sisi lain, daging kambing memiliki warna yang lebih terang dan merah cerah ketika segar. Namun, mirip dengan daging sapi, daging kambing juga mengalami perubahan warna saat terpapar udara, berubah menjadi merah pucat dan sedikit keunguan.
Perbedaan daging sapi dan kambing dari sisi warna ini tidak hanya memengaruhi penampilan, tapi juga dapat memberi petunjuk tentang kesegaran daging. Dengan demikian, penggunaan daging dalam resep dapat dioptimalkan untuk menghasilkan hidangan yang lezat dan menarik.
2. Perbedaan Tekstur
Perbedaan daging sapi dan kambing dari sisi tekstur ini cukup signifikan, dan berdampak langsung pada proses memasak hingga hasil akhir masakan.
Daging kambing terkenal dengan teksturnya yang agak kasar. Ini karena serat-serat pada daging kambing lebih tebal dan ototnya lebih berkembang, menjadikannya lebih tahan lama dan sering kali lebih alot jika tidak dimasak dengan cara yang tepat.
Karena itu, memasak daging kambing membutuhkan waktu lebih lama. Kamu bisa memecah serat-serat dagingnya dengan marinasi atau memasak dengan suhu rendah.
Di sisi lain, daging sapi memiliki tekstur yang lebih halus dan empuk. Ini disebabkan oleh serat daging yang lebih kecil dan renggang, serta kandungan lemak yang lebih tinggi yang membantu mempercepat proses pembutan saat dimasak.
Daging kambing yang dimasak dengan benar dapat sangat lezat dan empuk. Sementara daging sapi menawarkan kelembutan yang konsisten dan mudah untuk disajikan dalam berbagai hidangan.
3. Lapisan Lemak
Lapisan lemak tidak hanya mempengaruhi rasa dan kelembutan daging, tetapi juga cara memasaknya. Daging sapi dikenal dengan marbling-nya yang jelas, yaitu adanya garis-garis lemak putih yang melintang di antara serat daging.
Marbling berkontribusi pada rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lebih empuk, karena lemak akan meleleh selama proses memasak. Inilah mengapa daging sapi sering dianggap lebih lembut dan lebih mudah untuk dimasak menjadi empuk.
Sementara itu, daging kambing cenderung memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki lapisan lemak. Daging kambing memiliki serat yang lebih padat dan lebih sedikit lemak yang terdistribusi, sehingga sering kali daging kambing terasa lebih keras atau alot jika tidak dimasak dengan cara yang tepat.
Kurangnya marbling membuat daging kambing membutuhkan teknik memasak yang lebih hati-hati untuk memastikan bahwa daging tetap lembut dan tidak kering.
Perbedaan daging sapi dan kambing dalam kandungan lemak ini membuat daging sapi dan kambing cocok untuk resep yang berbeda. Daging sapi sering kali lebih cocok untuk metode memasak cepat atau panggang.
Sementara daging kambing mungkin lebih baik diolah dengan metode memasak lambat atau dengan penambahan bumbu yang dapat menutupi teksturnya yang lebih keras.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Kopitiam dengan Kedai Kopi Masa Kini
4. Aroma
Mengenali perbedaan daging sapi dan kambing melalui aroma keduanya adalah salah satu cara yang paling efektif, baik dalam keadaan mentah maupun setelah diolah. Aroma daging bisa sangat mempengaruhi pengalaman makan, dan masing-masing jenis daging memiliki karakteristik yang berbeda.
Daging kambing dikenal dengan aroma yang lebih kuat dan cenderung amis, sering kali disebut dengan bau prengus. Aroma ini sangat khas dan bisa menjadi sangat menonjol terutama ketika daging masih mentah.
Penyebab bau prengus pada daging kambing adalah karena zat phytol, yang berasal dari klorofil dalam makanan kambing seperti rumput. Aroma ini tidak hanya tercium saat daging mentah, tetapi juga bisa bertahan setelah daging dimasak, terutama jika pengolahannya tidak dilakukan dengan benar.
Di sisi lain, daging sapi memiliki aroma yang lebih netral dan kurang amis jika dibandingkan dengan daging kambing. Daging sapi tidak memiliki bau yang kuat dan cenderung tidak mengeluarkan bau yang mencolok, baik dalam keadaan mentah maupun setelah diolah.
Untuk daging kambing, penggunaan rempah atau marinasi yang tepat dapat membantu menghilangkan bau prengusnya. Sedangkan daging sapi lebih fleksibel dan mudah diolah menjadi berbagai jenis masakan tanpa perlu banyak penyesuaian terhadap aroma.
5. Rasa
Daging sapi, yang lebih sering dikaitkan dengan masakan barat seperti di Amerika, memiliki rasa yang cenderung lebih manis dan tekstur yang lebih lembut. Ini membuat daging sapi cocok untuk disajikan dalam berbagai masakan sederhana, seperti sop atau dipanggang tanpa banyak bumbu tambahan.
Di sisi lain, daging kambing yang sering dikaitkan dengan masakan dari negara-negara timur seperti India, Asia, dan Timur Tengah, memiliki rasa yang lebih kuat dan gurih.
Tekstur daging kambing yang padat dan sedikit lemak membuatnya ideal untuk masakan yang pekat dengan rempah-rempah yang kuat. Proses pengolahan daging kambing memerlukan perhatian lebih, karena teksturnya yang lebih keras dan aroma khas yang bisa muncul jika tidak diolah dengan benar.
6. Nutrisi
Perbedaan daging sapi dan kambing yang terakhir yaitu dari sisi nutrisinya. Dalam membandingkan kandungan nutrisi antara daging kambing dan sapi, terdapat beberapa perbedaan yang signifikan, terutama dalam hal kolesterol, lemak, dan kalori.
Daging kambing secara umum memiliki kandungan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging sapi. Untuk 100 gram daging kambing matang, terdapat sekitar 75 mg kolesterol, sedangkan daging sapi mengandung 90 mg kolesterol per 100 gram.
Selain itu, daging kambing juga memiliki lemak yang lebih sedikit, hanya 3 gram per 100 gram, sementara daging sapi mengandung 15 gram lemak untuk jumlah yang sama. Hal ini menjadikan daging kambing pilihan yang lebih baik bagi mereka yang ingin mengurangi asupan lemak dan kolesterol.
Dari segi kalori, daging kambing juga lebih rendah dengan 122 kalori per 100 gram, sedangkan daging sapi memiliki 179 kalori. Daging kambing tidak hanya lebih rendah dalam lemak dan kalori, tetapi juga kaya akan mineral seperti kalium, zat besi, dan magnesium, serta vitamin B yang penting untuk kesehatan.
Meskipun daging kambing memiliki keunggulan dalam beberapa aspek nutrisi, penting untuk membatasi konsumsi daging merah secara keseluruhan. Disarankan untuk tidak melebihi 350-500 gram daging merah per minggu untuk mengurangi risiko masalah kesehatan, seperti masalah jantung dan pembuluh darah karena tingginya kolesterol dan lemak jenuh.
Untuk pilihan yang lebih sehat, kamu bisa memilih potongan daging tanpa lemak, seperti sirloin atau tenderloin.
Baca Juga: Resep Tengkleng Kambing Khas Solo dan Tipsnya Agar Tidak Bau!
Dengan mengetahui perbedaan daging sapi dan kambing, kamu bisa menggunakan cara yang lebih tepat ketika mengolah kedua daging tersebut. Sehingga tekstur dan rasa yang dihasilkan nantinya akan lebih sedap dan pas.
Mau lebih gampang cari resep dan rekomendasi kuliner lainnya? Yuk, download Yummy App! Karena akan ada banyak resep, dan wawasan kuliner yang harus kalian ketahui.