Buah Klimaterik vs Buah Non Klimaterik
Pernah dengarkah kamu tentang buah klimaterik?
Buah adalah bagian yang paling umum dikonsumsi dari tumbuhan berbunga. Buah bisa dikategorikan menjadi dua kelompok utama berdasarkan cara pematangan, yaitu buah klimaterik dan buah non klimaterik.
Perbedaan pematangan pada buah-buahan ini berdampak pada penanganan, penyimpanan, dan keberlangsungan konsumsi manusia. Kali ini, Yummy App akan menjelaskan apa itu buah klimaterik dan non klimaterik. Serta contohnya dari masing-masing jenis dan bagaimana mengidentifikasi perbedaan signifikan di antara keduanya.
Apa Itu Buah Klimaterik?
Buah klimaterik adalah jenis buah yang memiliki kemampuan untuk melanjutkan pematangan mereka setelah dicabut dari tanaman induknya.
Proses pematangan ini terjadi karena buah-buahan mengalami perubahan kimia dan fisik yang mengakibatkan peningkatan produksi etilena. Senyawa tersebut adalah gas yang berperan penting dalam pematangan buah. Proses ini akan berlangsung meskipun buah telah dipanen dan dipisahkan dari pohon atau tanaman asalnya.
Contoh Buah Klimaterik
1. Pisang
Pisang adalah salah satu contoh paling terkenal dari buah klimaterik. Ketika dipetik dari pohon, biasanya masih berwarna hijau dan belum matang sepenuhnya.
Namun, setelah dipetik, pisang akan terus mengalami proses pematangan. Pematangan ini ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kuning, peningkatan rasa manis, dan tekstur yang lebih lembut.
Proses ini dipicu oleh produksi etilena yang meningkat di dalam buah, yang merangsang enzim-enzim dalam buah untuk merubah pati menjadi gula. Inilah sebabnya mengapa pisang yang dipetik saat belum matang bisa menjadi matang dan lezat untuk dikonsumsi dalam beberapa hari setelahnya.
2. Apel
Apel juga termasuk dalam kategori buah klimaterik. Ketika dipetik dari pohon, apel masih memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi dan memiliki tekstur yang krispi. Namun, setelah dipetik, apel akan mengalami pematangan lebih lanjut.
Proses pematangan apel melibatkan produksi etilena yang menyebabkan perubahan warna kulit dan penurunan tingkat keasaman. Kulit apel dapat menjadi lebih cerah, sementara dagingnya menjadi lebih lunak dan manis.
Bagi beberapa varietas apel, proses pematangan mungkin memakan waktu beberapa minggu sebelum mencapai tingkat kematangan yang optimal.
3. Tomat
Tomat adalah contoh lain dari buah klimaterik. Tomat sering kali dipetik ketika masih berwarna hijau atau setengah matang. Setelah dipetik, tomat akan melanjutkan proses pematangannya dengan produksi etilena yang meningkat.
Selama pematangan, tomat akan berubah warna menjadi merah atau kuning, tergantung pada varietasnya. Selain itu, tomat juga akan menjadi lebih lembut dan rasa manisnya akan meningkat.
Tomat yang dipetik ketika masih hijau dapat matang sepenuhnya dalam beberapa hari setelahnya jika disimpan dalam kondisi yang sesuai.
4. Mangga
Mangga adalah buah tropis lain yang termasuk dalam kategori buah klimaterik. Ketika dipetik dari pohon, mangga sering kali masih keras dan belum matang sepenuhnya.
Namun, setelah dipetik, mangga akan melanjutkan proses pematangan. Mangga akan mengalami perubahan warna kulit, dari hijau menjadi warna kuning atau oranye cerah, tergantung pada jenis mangga.
Selain itu, buah ini juga akan menjadi lebih lembut, teksturnya lebih halus, dan rasa manisnya semakin terasa. Mangga matang biasanya memiliki aroma yang menarik dan mengundang selera untuk segera dinikmati.
5. Pepaya
Pepaya juga merupakan salah satu contoh klasik dari buah klimaterik. Ketika dipetik, pepaya bisa saja belum matang sepenuhnya, terutama untuk beberapa varietas yang memang lebih tahan lama. Namun, pepaya akan terus mengalami pematangan setelah dipetik, dengan bantuan etilena.
Proses pematangan ini ditandai dengan perubahan warna kulit pepaya menjadi kuning-oranye, serta tekstur daging buah yang lebih lembut dan rasa manis yang semakin kuat. Pepaya matang adalah sumber vitamin C dan antioksidan yang baik, sehingga menjadi favorit banyak orang.
Sebagai catatan, lamanya waktu pematangan setiap buah klimaterik dapat bervariasi, tergantung pada suhu, kelembaban, dan kondisi penyimpanan.
Oleh karena itu, penting untuk menyimpan dan mengkonsumsi buah-buahan ini dengan tepat agar bisa menikmati mereka dalam keadaan matang dan segar.
Baca Juga: 5 Tips agar Martabak Manis Bersarang dan Mengembang Sempurna
Lalu, Apa Itu Buah Non Klimaterik?
Buah non klimaterik adalah jenis buah yang tidak dapat melanjutkan pematangan setelah dipanen. Pada buah-buahan ini, proses pematangan berhenti begitu mereka dipetik atau dipanen dari tanaman.
Meskipun dapat mengalami perubahan fisik, seperti perubahan warna atau tekstur, proses pematangan yang menghasilkan etilena tidak terjadi atau hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Berikut Contoh Buah Non Klimaterik
1. Anggur
Anggur adalah contoh buah non klimaterik yang umum dikonsumsi. Setelah dipetik dari tanaman, anggur tidak akan mengalami pematangan lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk memilih anggur yang sudah matang saat membelinya.
Meskipun mungkin ada perubahan warna pada anggur saat disimpan, tetapi perubahan tersebut tidak berarti perubahan rasa yang signifikan. Anggur matang memiliki tekstur kenyal dengan rasa manis atau asam tergantung pada jenis dan varietasnya.
Karena sifat non klimateriknya, anggur memiliki masa simpan yang relatif pendek, dan sebaiknya segera dikonsumsi atau disimpan di dalam lemari es agar tetap segar.
2. Jeruk
Jeruk adalah buah non klimaterik lainnya yang terkenal. Ketika dipetik dari pohon, jeruk sudah mencapai kematangan yang optimal dan tidak akan mengalami peningkatan dalam tingkat kematangan lebih lanjut.
Jeruk matang memiliki kulit tebal berwarna cerah dan rasa yang segar dengan perpaduan manis dan asam. Mereka menyediakan sumber vitamin C yang kaya dan memiliki manfaat kesehatan yang beragam.
Karena tidak mengalami pematangan setelah dipetik, jeruk dapat bertahan cukup lama jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
3. Semangka
Semangka juga termasuk dalam kategori buah non klimaterik. Ketika dipanen, semangka telah mencapai kematangan maksimalnya. Perubahan warna kulit semangka tidak berarti perubahan tingkat kematangannya.
Semangka matang memiliki daging berair yang manis dan segar, yang merupakan camilan populer saat cuaca panas. Sebagai buah musim panas, semangka harus disimpan di tempat yang sejuk dan dimakan segera setelah dipotong karena memiliki masa simpan yang terbatas.
4. Lemon
Lemon adalah buah non klimaterik yang sering digunakan sebagai tambahan dalam masakan dan minuman. Ketika dipetik, lemon sudah matang dan tidak akan mengalami perubahan kualitas rasa yang signifikan setelahnya.
Lemon matang memiliki kulit kuning cerah dan daging yang asam. Selain sebagai bumbu masakan, lemon juga sering digunakan untuk menyedapkan minuman atau sebagai sumber vitamin C yang baik. Lemon dapat disimpan di suhu ruangan atau di dalam lemari es untuk memperpanjang masa simpannya.
5. Stroberi
Stroberi adalah buah non klimaterik yang lezat dan sering digunakan dalam berbagai hidangan, baik segar, dalam salad, atau sebagai saus manis. Ketika dipetik, stroberi sudah dalam kondisi matang dan tidak akan mengalami peningkatan tingkat kematangan lebih lanjut.
Stroberi matang memiliki warna merah cerah, tekstur lembut, dan rasa manis dengan sentuhan keasaman. Mereka juga mengandung banyak vitamin C dan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Untuk mempertahankan kesegaran stroberi, sebaiknya disimpan di dalam lemari es dan segera dikonsumsi.
Sebagai catatan, karena buah non klimaterik tidak akan mengalami pematangan lebih lanjut setelah dipetik, penting untuk memilih buah yang sudah matang dan segar saat membeli mereka.
Selain itu, cara penyimpanan yang tepat juga sangat penting untuk menjaga kesegaran dan kualitas buah non klimaterik.
Baca Juga: Fakta Menarik Udang Rebon yang Tinggi Nutrisi dan Serbaguna
Perbedaan Signifikan Antara Buah Klimaterik dan Non Klimaterik
1. Proses pematangannya
Buah klimaterik dapat melanjutkan proses pematangan setelah dipanen, dengan peningkatan produksi etilena. Sedangkan buah non klimaterik, roses pematangan berhenti setelah buah dipetik atau dipanen, dan etilena dihasilkan dalam jumlah yang terbatas.
2. Waktu pemetikannya
Buah klimaterik dapat dipetik saat masih belum matang sepenuhnya karena akan matang setelah dipanen. Namun, buah non klimaterik harus dipetik dalam kondisi matang atau hampir matang karena tidak akan matang lebih lanjut setelah dipanen.
3. Perubahan fisik pada buah
Buah klimaterik akan mengalami perubahan warna, tekstur, dan rasa yang lebih dramatis selama pematangan. Sementara pada buah non klimaterik perubahan fisik mungkin terjadi, tetapi tidak sesuai dengan perubahan dramatis pada buah klimaterik.
4. Beda cara penyimpanannya
Penyimpanan buah klimaterik perlu diperhatikan karena dapat matang lebih cepat dan lebih mudah meleleh. Beda halnya dengan buah non klimaterik yang lebih tahan terhadap kerusakan dan memiliki masa simpan yang lebih lama saat disimpan.
Itu dia pengertian, contoh, hingga perbedaan signifikan antara buah klimaterik dan non klimaterik. Hal ini perlu kamu ketahui agar bisa mengimplementasikan cara terbaik untuk buah di rumah.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih, Berikut 7 Buah yang Bagus untuk Asam Lambung