Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Kenali Pengertian hingga Makanan Pencegah Stunting pada Anak

Salah satu penyakit kekurangan gizi yang cukup berbahaya

Sampai saat ini stunting masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita anak-anak di Indonesia. Walaupun disebutkan dalam laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bahwa hasil Survei Status Gizi Indonesia pada awal tahun 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting mengalami penurunan (24.4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022), namun angka tersebut tetap masih tergolong tinggi, loh.

Prevalensi sendiri merupakan jumlah total kasus penyakit keseluruhan yang ada di suatu wilayah pada waktu tertentu. Standar prevalensi stunting menurut WHO harus kurang dari 20%, jadi Indonesia masih harus terus berusaha dalam menurunkan angka prevalensi stunting, agar semakin kecil kemungkinan anak-anak balita terkena penyakit tersebut. 

Lalu, sebenarnya apa itu stunting dan apa penyebab pasti dari stunting pada anak? Untuk lebih jelasnya, kamu wajib simak ulasan Yummy App di bawah ini sampai habis, ya!

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Apa Itu Stunting?

ilustrasi mengukur tinggi badan anak (pexels.com/monstera)

Sobat Yummy, stunting merupakan suatu penyakit yang berkaitan dengan kekurangan gizi yang dialami oleh anak-anak sehingga pertumbuhannya terganggu. Anak balita yang terkena stunting, akan memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Biasanya tinggi badan anak dengan stunting akan lebih pendek dari standar yang seharusnya.

Dalam penelitian yang diterbitkan Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, menjelaskan bahwa stunting bukan hanya dapat menghambat pertumbuhan fisik saja, tetapi dalam jangka waktu panjang juga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mental dan menyebabkan penurunan kognitif pada anak.

Anak-anak yang terkena stunting sejak dini, mempunyai potensi akan tumbuh dewasa dengan kondisi yang kurang sehat, baik terlihat dari segi fisik hingga mentalnya.

Penyebab Stunting pada Anak

ilustrasi makanan tidak bergizi (unsplash.com/joshuahoehne)

Setiap penyakit memiliki faktor penyebabnya masing-masing, seperti stunting yang juga bisa terjadi pada anak karena disebabkan oleh beberapa hal. Berikut Yummy App rangkum faktor-faktor penyebab stunting pada anak yang tertulis dalam Buku Referensi Study Guide Stunting.

1. Faktor keluarga dan rumah tangga

Faktor penyebab terjadinya stunting pada anak yang pertama adalah faktor keluarga dan rumah tangga. Faktor keluarga bisa disebabkan dari kurangnya asupan gizi seorang ibu pada masa kehamilannya. Asupan nutrisi yang buruk pada saat kehamilan, tentu akan mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungan. 

Bukan hanya saat di dalam kandungan, stunting juga bisa terjadi karena pola asuh orang tua yang kurang baik dalam pemberian gizi anak. Hal ini tentunya menyebabkan anak kekurangan gizi, baik sebelum maupun sesudah lahir. Biasanya kurangnya pemberian asupan gizi juga disebabkan faktor pengetahuan dan ekonomi keluarga.

2. Kurangnya MPASI 

Setiap bayi yang lahir dan sudah memasuki umur 6 bulan, biasanya memerlukan makanan pendamping lunak dan penuh nutrisi, yang seringkali dikenal dengan sebutan MPASI. 

Kurangnya pemberian MPASI pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Namun pemberian MPASI dengan kandungan nutrisi yang kurang tepat dan kurang baik juga bisa memberikan dampak buruk seperti stunting.

Kualitas makanan yang buruk bisa dilihat dari kandungan yang kurang bergizi dan kurangnya asupan makanan hewani. Tak hanya itu, pemberian MPASI yang jarang dan tidak tepat juga menjadi faktor anak menjadi sakit.

3. Masalah pemberian ASI

Stunting juga bisa disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak eksklusif. Eksklusif ini diartikan seorang ibu yang memberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman lain.

Selain itu, pemberhentian ASI dan memberikan asupan MPASI yang terlalu dini sebelum mencapai usia 6 bulan juga tidak baik, ya, Sobat Yummy.

4. Infeksi

Anak balita yang terus mengalami infeksi seperti pencernaan atau pernapasan yang berkepanjangan, dapat menghambat pertumbuhannya sampai mengakibatkan stunting. Infeksi pencernaan maupun infeksi pernapasan bisa disebabkan oleh sanitasi pangan dan lingkungan yang kurang baik.

5. Kelainan endokrin

Kelainan endokrin ini merupakan kondisi di mana seorang anak mengalami defisiensi atau kekurangan hormon pertumbuhan. Tentunya, balita membutuhkan hormon tersebut supaya dapat berkembang dengan baik.

Baca Juga: Asap Masakan Jadi Pemicu Penyakit Asma Kambuh, Benarkah?

Ciri-ciri Stunting

ilustrasi anak terserang penyakit (pexels.com/martproduction)

Stunting bukanlah penyakit yang datang tanpa gejala ataupun tanda. Sebaliknya stunting bisa dideteksi sejak dini jika kamu lebih memperhatikan tumbuh kembang anak dengan baik. Berikut ini ciri-ciri anak stunting menurut laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Cara Mencegah Stunting

ilustrasi pemberian MPASI pada balita (pexels.com/martproduction)

Kamu bisa mulai memenuhi kebutuhan gizi yang baik dengan makanan-makanan yang bernutrisi pada ibu hamil. Sehingga nutrisi untuk janin di dalamnya terpenuhi dengan baik. Adapun upaya lain untuk mencegah stunting pada anak di antaranya:

Makanan untuk Pencegah Stunting

ilustrasi telur makanan pencegah stunting (pexels.com/pixabay)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, stunting kebanyakan disebabkan oleh ibu hamil atau anak yang kekurangan gizi. Jadi untuk memenuhi gizi anak, kamu juga bisa mengkonsumsi beberapa makanan pencegah stunting yang kaya akan nutrisi.

1. Telur

Untuk kamu para ibu hamil, tentu perlu mencukupi nutrisi agar janin juga dapat tumbuh sehat. Salah satu makanan yang bisa kamu konsumsi adalah telur.

Telur mempunyai nutrisi seperti asam amino dan vitamin yang baik untuk tubuh ibu dan juga bayi. Selain itu, telur juga bisa dijadikan makanan pendamping ASI ketika bayi kamu telah lahir dan mencapai usia 6 bulan. 

Hal ini juga dijelaskan dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia bahwa telur dapat membantu dalam penurunan persentase balita yang terkena stunting. Jadi, kamu bisa memberikan olahan telur kepada bayi 6 bulan, baik pada bayi yang sehat maupun yang sudah terkena stunting.

2. Tempe dan Tahu

Dalam laman Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, tempe dan tahu mengandung protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan balita untuk mencegah stunting. Protein sendiri bertugas sebagai sumber energi bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi tempe dan tahu dapat memenuhi kebutuhan protein tubuh, sehingga bisa membantu dalam pencegahan stunting.

3. Hati Ayam

Makanan pencegah stunting lainnya yang berasal dari hewani adalah hati ayam. Bukan hanya tempe dan tahu, namun hati ayam juga mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga bisa dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mencegah stunting pada anak ketika lahir nanti. Hati ayam juga bisa dikonsumsi oleh balita sebagai makanan pendamping ASI.

4. Pisang

Buah pisang juga bisa dimanfaatkan sebagai makanan pencegah stunting yang bisa diberikan kepada balita usia 6 bulan atau lebih sebagai makanan pendamping ASI. Pisang memiliki banyak manfaat dan nutrisi yang dapat mendukung tumbuh kembang bayi dengan baik seperti yang tercatat pada Jurnal Pengabdian Hukum dan Humaniora.

5. Ikan

Ikan juga menjadi salah satu makanan pencegah stunting yang bisa dikonsumsi ibu hamil ataupun sebagai MPASI balita. Ikan mengandung omega 3 yang mendukung perkembangan saraf dan otak pada anak.

Setelah mengetahui bahayanya stunting baik dalam jangka pendek hingga jangka panjang pada anak, tentunya kamu harus mulai untuk merawat anak dari dalam kandungan hingga lahir ke dunia sebaik mungkin dengan memberikan gizi yang cukup. Pastikan kesehatan kamu juga terjaga dengan baik, ya. Ayo cegah stunting pada anak!

Baca Juga: Dialami Isyana Sarasvati, Penyakit Lupus Itu Apa Sih?

Bagikan: