Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Apa Itu Pewarna Alami Karmin? Si Merah Terbuat dari Serangga Bersisik

Pewarna alami terbuat dari hama kaktus yang merah cerah!

Sudah tahu kah, kamu? Bahwa ternyata ada pewarna alami untuk food industry yang terbuat dari serangga asli. Pewarna alami karmin, yang biasanya sering Sobat Yummy baca di label komposisi kemasan makanan atau minuman, memberi warna merah cerah dan merah muda.

Mungkin, saat itu kamu belum menyadari bahwa pewarna alami karmin ternyata terbuat dari serangga yang bernama spesies Dactylopius coccus atau yang dikenal sebagai cochineals.

Penasaran, kan? Yuk, cari tahu serba-serbi pewarna alami karmin pada artikel Yummy App kali ini, dan bagaimana pewarna ini jika ditinjau dari segi kehalalannya.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Mengenal pewarna alami karmin

ilustrasi serbuk pewarna alami karmin (picsart.com)

Pada makanan ataupun minuman, pengaruh warna menjadi sangat penting terhadap persepsi konsumen. Hal ini karena warna akan ditangkap terlebih dahulu oleh indra konsumen.

Warna dapat memengaruhi konsumen dalam menebak rasa yang ada pada makanan atau minuman tersebut. Warna yang menonjol juga menjadi ketertarikan tersendiri untuk konsumen dalam membeli makanan dan minuman.

Biasanya pewarna berasal dari makanan itu sendiri ataupun bahan lain yang ditambahkan dan memengaruhi warna. Namun seiring berjalannya waktu, industri makanan juga membuat pewarna alami yang terbuat dari bahan lain seperti tumbuhan, bahkan serangga. Seperti pewarna alami karmin.

Jurnal terbitan ebookpangan.com menyebutkan bahwa, pewarna karmin terbuat dari serangga cochineal betina, yang sebagian besar menghabiskan hidupnya di kaktus. Serangga tersebut mengandung asam karminat yang memiliki warna merah cerah. Pewarna satu ini menjadi pewarna unggul daripada pewarna merah sintetis lainnya, karena sangat stabil di suhu apa pun, bahkan mudah larut dalam air, etanol, dan liquid glikol.

Prosedur pembuatan pewarna karmin dari halalmui.org, yakni membersihkan cochineal dengan cara disikat, kemudian dikeringkan pada sinar matahari, dan dihilangkan bulunya dengan cara ditampi. Setelah itu, dihaluskan menjadi serbuk merah.

Meskipun berasal dari bahan yang tak biasa, tapi pewarna alami karmin sudah melewati proses yang begitu ketat dan telah mengantongi izin edar dari United States Department of Health and Human Services (FDA), sebagai pewarna yang edible atau dapat dikonsumsi.

Mengenal hama kaktus cochineal, si pemberi warna merah cerah

ilustrasi serangga cochineal (flickr.com/juan carzola)

Dactylopius coccus atau yang Sobat Yummy kenal sebagai cochineal “a perfect red bug”, merupakan satu ordo dengan kelompok Hemiptera. Hal ini mengartikan bahwa cochineal merupakan kerabat dari kepik.

Cochineal memiliki tubuh yang bersisik, pipih dan lonjong. Serangga satu ini dapat dibilang hamanya kaktus, hal ini karena makanan cochineal adalah cairan nutrisi di dalam kaktus. Cara mendapatkan makanannya, cochineal akan menancapkan paruhnya pada batang tumbuhan tersebut.

Studi terbitan Academia menyebutkan bahwa, cochineal memiliki pigmen utama berupa asam karminat. Senyawa tersebutlah yang menjadikan serangga cochineal ini merembet ke dunia pewarnaan. Untuk mendapatkan warna merah cerah, industri pewarna akan melakukan budidaya cochineal dengan menggunakan kaktus.

Perlu Sobat Yummy ketahui, cochineal yang dipanen untuk dijadikan pewarna alami, yakni dari betina. Hal ini dikarenakan, cochineal betina memiliki kadar asam karminat yang lebih tinggi dibandingkan cochineal jantan. In fact, untuk membuat serbuk pewarna karmin seberat satu pon, umumnya membutuhkan 70.000 ekor cochineal betina.

Baca Juga: 10 Pewarna Makanan Alami yang Aman Dikonsumsi, dari Buah sampai Rempah

Pemanfaatan pewarna alami karmin

ilustrasi snack (unsplash.com/fernanda rodriguez)

Pengaplikasian pewarna alami karmin ternyata sangat luas. Tidak hanya di ranah food industry, karmin juga dimanfaatkan sebagai pewarna pada produk kosmetik, seperti lipstick, blush, hingga eyeshadow.

Pewarna karmin juga banyak diaplikasikan pada industri tekstil, untuk mewarnai kain, dan pakaian jadi. Seni kerajinan juga memanfaatkan pewarna dari cochineal ini, sebagai warna alami untuk cat akrilik, ataupun cat air.

Titik halal dari pewarna alami karmin

ilustrasi lipstik (unsplash.com/laura chouette)

Terbuat dari hewan yang tak biasa, Sobat Yummy pasti bertanya-tanya mengenai kehalalan perwarna alami karmin jika dikonsumsi. Jangan terlalu worry, cochineal merupakan serangga yang mengonsumsi nutrisi dari kaktus. Serangga tersebut tidak berbisa maupun beracun, bahkan tidak teralir oleh darah. Dari hadist dalil Abdullah Ibnu Umar RA, berkata:

Rasullulah SAW pernah bersabda bahwa, dihalalkan bagi muslim memakan dua bangkai dan dua darah, yakni dua bangkai tersebut antara lain ikan dan belalang, sedangkan dua darah ialah hati dan limpah.” (HR. Ahmad)

Berdasarkan hadist tersebut, dikeluarkan Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Nomor 33 Tahun 2011, bahwa pewarna alami karmin yang terbuat dari serangga cochineal penggunaannya adalah halal, bahkan untuk dikonsumsi.

Bagaimana apakah sudah paham, Sobat Yummy? Pewarna edible dan halal seperti pewarna alami karmin, sudah terbukti aman untuk berbagai pengaplikasian. Pewarna ini juga disebut sebagai A Perfect Red, karena warnanya yang cerah dan stabil.

Baca Juga: ​Apa Itu Gochujang? Saus Merah Asli Korea yang Melegenda!

Bagikan: